Tak terasa seratusan lamaran sudah terkirim, berbagai perusahaan telah saya datangi, berbagai cara mengirim lamaran sudah dilakukan seperti mengirim lewat pos, mendatangi langsung perusahaan yang dituju, mengirimkan lamaran secara online, dan termasuk mendatangi bursa lowongan kerja.
Beberapa perusahaan memanggil saya untuk walkin interview, kemudian melakukan psikotest, setelah lulus psikotest kemudian melakukan interview user, sayangnya saya tidak pernah melewati tahapan ini, setelah menunggu beberapa bulan, selalu saja tidak menerima kabar selanjutnya, alias saya tidak lulus.
Saya hitung-hitung cost yang sudah dihabiskan untuk mengirim lamaran saja lumayan besar untuk ukuran seorang pengangguran. Satu paket lamaran saja membutuhkan biaya setidaknya Rp. 20.000, itupun dengan asumsi bahwa apabila saya kirim lewat pos saya tidak mengeluarkan uang untuk bensin, dengan rincian:
Print: CV, lamaran. = 1.000
Pas foto 3 lb. = 3.000
Fotochopy ktp, skck, kesehatan, dan foto chopy lain-lain. = 500
Amplop. = 2.500
Pos. = 10.000
Bensin. = 10.000
Fikiran, tenaga, waktu, uang semua yang bisa saya lakukan sudah saya lakukan semampu yang bisa. Tapi hasilnya tetap nihil tidak ada satu perusahaan pun yang menerima saya bekerja sebagai karyawannya.
Berbagai perasaan negatif satu persatu muncul, saya mulai frustasi tidak tahu harus bagaimana lagi mencari jalan keluar dari permasalahan sebagai pengangguran, marah, jengkel, putus asa, kecewa, menyesal, menggelayuti fikiran saya.
Marah karena saya tidak tahu apa yang salah, saya mengalami berbagai kegagalan saat saya mencoba berwirausaha, ditambah sekarang ketika saya melamar pekerjaan, begitu sulit sekali untuk bisa diterima, ada apa ini, kepada siapa saya harus melampiaskan kemarahan ini.
Menyesal, mungkin kalau saja saya memfokuskan diri untuk bekerja setelah lulus kuliah tidak akan mengalami seperti ini, atau mungkin apabila dulu lebih berani mengambil resiko sendirian melanjutkan usaha, bisa jadi sekarang ini sudah menjadi pengusaha jamur tiram.
Kecewa dengan berbagai berbagai pihak, apakah saya ini sebodoh itu sampai-sampai untuk melakukan pekerjaan sederhana saja saya dinilai tidak akan mampu, lalu apa artinya sekolah saya selama ini. Kecewa terhadap perusahaan, Memangnya serumit apa pekerjaan sebagai karyawan itu, sehingga saya dinilai tidak akan bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Kecewa kepada pemerintah, kenapa pemerintah tidak mempersiapkan hal ini, tidak berusaha mengantisipasi kemungkinan seperti ini, kenapa tidak mengevaluasi setiap program yang berkaitan dengan ketenaga kerjaan, dan angkatan kerja, sehingga tidak menyebabkan adanya sarjana-sarjana yang menganggur.
Kecewa kepada diri sendiri, inikah hasil dari semua keputusan-keputusan yang selama ini saya ambil, inikah hasilnya? Menjadi pengangguran.....!?
Comments
Post a Comment