Tidak
pernah terfikirkan sebelumnya mengenai budidaya jamur tiram, ini merupakan
pengetahuan baru, tapi yang jelas menurut saya itu bagus karena saya dapat
menambah pengetahuan baru. Lagipula setelah mendengarkan penjelasan dari teman
saya mengenai prosfek dari jamur tiram ini, menurut saya memang bisnis ini
patut dicoba.
Teman
saya menjelaskan mengenai berbagai keuntungan budidaya jamur tiram, diantaranya
adalah perawatannya yang mudah. Bagi saya ini penting karena apabila
perawatannya mudah berarti tidak akan menyita waktu untuk merawatnya, sehingga
perkuliahan saya tidak terganggu.
Selain
itu memasarkannya pun mudah karena pasti banyak yang mau menerima jamur tiram,
menurut pengalaman teman saya ini, untuk sekala kecil sebagai permulaan,
ditawarkan ke warung sayuran juga pasti mau menerima.
Setelah
selesai membuat perencanaan yang akan dilakukan, kami sepakat untuk memulainya.
Pertama, kami mulai dengan percobaan menumbuhkan jamur tersebut,agar kami yakin
bahwa kami bisa menumbuhkan jamur tersebut. Media tumbuh dari jamur tiram ini
disebut Log, berbentuk kotak terbuat dari serat kayu, dan kami mulai dengan 1
Log dulu .
Allhamdulilah
ternyata jamur tiram ini tumbuh, saat itu jamurnya berakhir di rice coocker
dimasak dengan mie instan, dan dimakan bersama-sama dengan beberapa teman
lainnya. Saat teman-teman yang lain merasakan gurihnya rasa jamur tiram ini,
saya membayangkan gurihnya prosfek budidaya jamur ini kedepannya.
Langkah
kedua adalah memastikan bahwa kami bisa menjual jamur ini, untuk itu kami
melakukan survei, mulai dari menanyakan ke warung-warung sayuran, sampai
mendatangi pasar untuk menemui pemilik kios sayuran.
Hasilnya
memang betul ternyata warung sayuran kecil bersedia menerima kalau kami
menawarkan hasil panen kami nantinya. Sampai di titik ini saya mulai yakin
cita-cita saya akan terwujud, saya akan jadi pengusaha muda. Prosfek sudah
bagus.
Beberapa
bulan berlalu ternyata bukan memelihara jamurnya yang menyita waktu, tetapi
persiapan dan perencanaannyalah dari awal sampai ke titik ini sudah
menghabiskan beberapa bulan.
Ditambah
dengan pemikiran, kalau begini berarti memang benar salah jurusan karena materi
pada mata kuliah belum menemukan ilmu yang mengajarkan kami untuk melakukan
semua ini. dan hal ini pun dirasakan oleh teman saya itu.
Tak
terasa kombinasi antara merasa salah jurusan dan usaha yang sedang kami rintis
membuat beberapa mata kuliah terlantar. Bagi saya tidak ada pilihan lain,
selain memperbaikinya dan melanjutkan. Tapi bagi teman saya dia lebih memilih
keluar dan pindah ke jurusan yang yakin satu jalur dengan cita-citanya.
Dia
memutuskan untuk pindah ke jurusan pertanian, oleh sebab itu intensitas kami
bertemu pun jadi semakin jarang karena memang beda jadwal mata kuliah, sehingga
semakin lama tujuan bisnis budidaya jamur tiram ini semakin pudar.
Waktu
itu terus terang saya tidak mampu melanjutkannya sedirian, karena terkait
berbagai kendala seperti suplier, modal, produksi, pemasaran dan lain
sebagainya, akhirnya saya gagal mengembangkan budi daya jamur tiram ini.
Sejak
saat itu saya mencoba berbagai usaha lainnya mulai dari MLM, trading forex,
jualan baju, online shop, reseller, dropshipper, tetapi karena kombinasi
kesalahan dan kebodohan saya sendiri, semua usaha yang saya coba tidak ada yang sampai sukses.
Salah, karena banyak keputusan
yang saya ambil ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan disebabkan oleh
sedikitnya wawasan yang saya miliki mengenai entrepreneurship. Bodoh, karena saya terlalu malas untuk
belajar lebih keras lagi, malas untuk mencari lebih banyak lagi informasi yang
dibutuhkan.
Comments
Post a Comment